Sunday, 26 January 2014

Cerpen Iblis Ngambek

Cerpen Iblis Ngambek

   Seorang juru cerita suatu hari mendadak ngambek. Ia tidak mau lagi bercerita tentang manusia, karena manusia kini makin sensitif dan tidak tahan kritik. Di puncak kebingungannya, yang bisa ia lakukan hanyalah tidur dan tidur. Dalam tidur lelapnya itulah ia bermimpi di datangi iblis. Bukan main takutnya sang juru cerita melihat sosok iblis yang seram: berbadan tinggi besar, dengan mata besar dan raut muka sangar. Ketajutan itu membuat ia gagal mengidentifikasi sosok yang ditemuinya
” Kamu jangan takut.Jelek-jelek begini aku juga makhluk Tuhan. Manusia biasa menyebutku iblis,’ujar Iblis
Sang juru cerita semakin ketakutan. Tetapi, sang iblis yang ternyata ramah inimencegahnya untuk takut. Ia berjanji tidak akan menggangu sang juru cerita. Ia justru minta tolong. Katanya, sang iblis sudah lama memendam kejengkelan terhadap bangsa manusia. hanya kepada sang juru cerita ia mau menceritakan beban perasaan yang selama ini menindihnya. Beginilah pengakuannya: “Saya, atas nama Iblis, dengan ini menyatakan: mengundurkan diri sebagai penghasut dan penggoda manusia untuk berbuat dosa. Keputusan ini saya ambil dengan sesadar-sadarnya, tanpa tekanan atau intimidasi, apalagi disuap olah manusia.
“Perlu saya tegaskan bahwa Iblis tak mengenal suap atau korupsi. Jadi, apabila ditemukan oknum Iblis mengkorupsi uang negara, maka oknum Iblis itu telah kangslupan manusia. Bahkan tidak jarang perilaku manusia itu lebih iblisistik dari pada Iblis itu sendiri. Sebab, manusia itu makhluk kemungkinan, artinya bisa buruk bisa sangat baik. Sedangkan Iblis dan Malaikat itu nahkluk kepastian. Iblis pasti buruk dan Malaikat pasti baik. Jika manusia gagal mengelola hidupnya, maka keberadaannya bisa lebih buruk dari Iblis. Sedangkan bagi manusia yang berhasil me-manage perilakunya, maka keberadaannya bisa lebih tinggi dari pada malaikat.
“Pada mulanya, jumlah pengikut saya hanya beberapa. Tetapi, setelah banyak manusia menjadi sukses karena setia mengikut petunjuk saya, amak jumlah pengikut saya pun membengkak. Saking banyaknya, sampai-sampai bangsa manusia rela menyuap saya dengan harkat dan harga dirinya, sekaligus hari depan hidupnya. Saya benar-benat kewalahan. Formulir pendaftarannya selalu dicetak ulang menjadi bermilyar-milyar eksemplat demi memenuhi hasrat manusia untuk menjadi pengikut saya. Jutaan manusia mengagumi saya, Aku menjadi ilham, termasuk dalam sastra.
“Di setiap kota di bawah matahari, namaku adalah poros dari lingkaran pendidikan keagamaan, seni, dan filsafat. Bila bukan karena aku, tak ada kuil yang dibangun, tak ada menara arau istana didirikan.Aku adalah keberanian yang menciptakan gerak dalam diri manusia. Aku adalah sumber dari yang mengucapkan orisinalitas pikiran. Aku adalah tangan yang menggerakkan tangan-tangan manusia. Aku  Iblis abadi. Aku adalah Iblis yang diperangi manusia agar mereka tetap hidup. Bila meraka berhenti memerangi aku, kelambanan dan kemalasan akan mematikan pikiran, hati, dan jiwa, sesuai dengan hukuman anah dan mitologi dahsyat mereka….
“Tetapi itu dulu!
“Sekarang ini, puisi parodik ciptaan Burung Pengelana asal Lebanon itum Kahlil Gibran, terasa sia-sia, bahkan sedikit ngoyo-woro , mencari-cari dan terlalu out of date. Sebab, selam ini, bangsa manusia membutuhkan Iblis hanya untuk dicatut namanya, sehingga setiap tindakan penyimpangan menjadi sah danlegitimate . Tidakan korusi, merampok memperkosa, dan membunuh, serta menindas yang terang-terangan dilakukan secara murni dan konsekuen olah bangsa manusia, selalu dikatakan karena bisikan Iblis. (Enak aja…manusia makan depositonya, gua yang kena getahnya). Iblis elalu manjadi kambing hitam dan keranjang sampah kesalahan dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Ini sungguh tidak fair dan mencoreng citra korps Iblis.
“Bagaimana mungkin saya, sang Iblis yang celaka ini, bisa melakukan itu? Lha wong sudah cukup lama saya ini menganggur. Juklak dan juknis kerja kami, yang sengaja di buat untuk menggoda manusia agar tersesat, sudah lama kami simpan dalam laci. Segala hasutan, bisikan dan godaan saya sudah tidak mempan lagi menelikung manusia. Saya pun telah putus asa menjadi provokator dosa-dosa manusia, lha wong manusia kini makin pintar menjadi provokator bagi bangsanya sendiri. Hasut sana hasut sini agar terjadi ledakan permusuhan antar suku, antar agama, dan antar golongan demikebanggaan picisan kelompok-kelompok tertentu yang berbahagia jika negeri ini morat-marit atau pecah…..
“Sebagai Iblis yang masih punya hati nurani, saya menangis menyaksikan semua ini. Berliter-liter air mata menetes dan mengalir dari mata saya ( saya mendadak heran kok tiba-tiba Iblis macam saya ini jadi cengeng seperti sinetron Indonesia itu…)
“Saya benar-benar sedih, bukan karena saya kehilangan job untuk menggoda manusia, tetapi ngeri melihat ulah manusia yang telah sukses besar melakukan transforamsi budaya dengan mengadopsi nilai-nilai keiblisan secara sempurna. Bahkan, saking sempurnanya, meraka tidak lagi butuh mentor dan fasilitator kejahatan macam saya, Iblis yang celaka ini.
“Saya sangat sedih, bukan karena bangsa manusia itu meninggalkan saya. Bukan, tetapi justru karena para manusia itu kini sudah tidak malu lagi membuka kursus-kursus, bimbingan-bimbingan belajar, dan sekolah kepribadian bagaimana menjadi Iblis yang baik. Dan, yang paling mencemaskan, nilai-nilai keiblisan itu sudah menjadi sistem budaya, sistem politik, sistem sosial, sistem ekonomi yang lengkap dengan kurikulum serta juklak dan juknisnya. Edan! Kenthir!
“Tidak mengherankan jika sekarang kursus-kursus mengenai kepribadian Iblis telah menggeser dominasi sekolah-sekolah dan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang selalu menggembleng watak manusia berkepribadian unggul. Saya merasa kasihan kepada guru-guru, dosen-dosen, dan para profesor yang berdedikasi tinggi itu. Mereka kini menjadi kehilangan lahan untuk mendidik mengajarkan kemuliaan dan keluhuran.
“Manusia kini telah jauh melangkahi saya, Iblis yang celaka ini. Otak mereka jauh lebih cemerlang. Sedala tindak penyimpangan mereka jauh lebih sistematis. Itulah kenapa sekarang ini orang tidak perlu takut lagi kepada Iblis macam saya ini. Iblis sudah menjadi masa silam dalam sejarah peradaban dan sejarah kebiadaban manusia. Ia hanya sepotong makhluk yang tetap dipertahankan eksistensimya, agar lembaga-lembaga yang memeperjuangkan nilai kemanusiaan tetap eksis, tetap ada, meskipun semuanya makin terasa sia-sia bagi manusia Iblis…
“Itulah sebabnya, saya mengundurkan diri sebagai Iblis.”
Mendadak, sang Juru Cerita bangun. Ia mengusap-usap pelupuk matanya. Ia bersyukur bahwa peristiwa yang mengenaskan itu hanyalah mimpi. “Untung masih ada Iblis yang bisa dijadikan kambing hitam olah manusia….,”katanya.
cerpen karya : INDRA TRANGGONO

sumber: http://adhvara.wordpress.com/2010/03/04/iblis-ngambek/

No comments:

Post a Comment